Setiap pagi jam lima ba’da sholat shubuh, saya mengantar anak pergi ke tempat bis kota untuk pergi kuliah. Setelah kembali dari tempat pemberhentian bis, di daerah Ciparay di depan saya ada anak muda mengendarai sepeda motor dengan memakai sweater berwarna hitam dan di punggungnya tertulis seperti pada judul tulisan ini yaitu your future success is found in your daily routine. Tulisan tersebut saya ingat-ingat dan saya sampaikan kepada anak-anak murid saya di kelas maksudnya agar mereka tersemangati dengan tulisan itu.
Tulisan tersebut mengingatkan kita akan pentingnya kegiatan rutin yang kita lakukan setiap hari. Ketika kita melakukan kegiatan rutin kita yang dapat mendekatkan kita pada kesuksesan, maka akumulasi dari kegiatan rutin tersebut akan menghasilkan kesuksesan di masa depan. Namun jika kegiatan rutin kita jauh dari gambaran kesuksesan maka kesuksesan itu bukan milik kita. Kegiatan rutin dimulai dari ketika kita bangun tidur. Apa yang kita lakukan ketika kita bangun tidur. Apakah kita malas malasan ataukah kita langsung bertindak pada tindakan kecil kita misalnya membereskan selimut, spray, bantal sehingga tertata rapi kembali dan itu rutin kita lakukan setiap kita bangun tidur maka kita sudah merangkak pada kesuksesan karena kita sudah membiasakan rapi. Setelah bangun tidur, kemudian berdoa dan sholat kemudian kita melakuan kegiatan rutin misalnya membaca Al-Qur’an satu halaman setiap hari maka dalam waktu kurang lebih enam ratus hari maka kita akan menamatkan atau mengkhatamkan satu mushaf . Jangan kita perhatikan tebalnya Al-Qur’an, tetapi kita santap bacaan setiap halaman maka lama kelamaan kita akan dapat menyelesaikan satu mush haf Al-Qur’an. Begitu pun ketika kita rutin menghafalkan satu hari satu halaman surat-surat yang ada di Al-Qur’an maka dalam waktu dua atau tiga tahun kita akan dapat menghafal satu mushaf Al-Qur’an.
Ketika kita rajin menulis setiap hari minimal satu halaman maka dalam waktu tiga tahun kita akan memiliki minimal tiga ratus enam puluh lima halaman tulisan dan itu cukup untuk menjadi satu buku. Kita jangan berfikir, Ah tulisan saya tidak sebaik penulis-penulis handal, buat apa menulis. Yakinlah bahwa banyak orang yang berkata demikian, akhirnya tidak ada karya tulisan yang bisa kita hasilkan. Kita jangan perhatikan orang lain. Perhatikan diri kita, perhatikan kemajuan kita sendiri, Insyaa Allah kita akan melihat keajaiban yang Allah berikan kepada kita berupa potensi yang sangat luar biasa yang ada di dalam diri kita.
Saya senang bersepeda dan minimal tiga kali dalam seminggu saya keluar untuk naik sepeda. Terkadang mengambil rute menanjak, terkadang mengambil rute yang datar. Saat ini saya sudah bisa menyelesaikan route 120 km dari Bandung ke Karawang. Walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan rute Bentang Jawa, apalagi Tour de France, apalagi Race Across America. Tapi saya bangga bahwa itu adalah suatu pencapaian yang luar biasa yang bisa saya lakukan. Apakah secara tiba-tiba bisa menyelesaikan jarak 120 km? tentu saja tidak. Bahkan awal ketika naik sepeda, saya sempat hampir pingsan karena tidak kuat menanjak. Tetapi karena dirutinkan akhirnya jarak jauh bisa ditempuh walaupun harus menanjak. Saya kira para pesepeda terkenal seperti Peter Sagan yang melegenda, tidak akan secara tiba-tiba memiliki prestasi luar biasa tanpa mereka melakukan latihan secara rutin. Alangkah berjubelnya contoh contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya kegiatan rutin yang kita lakukan.
Saat ini kita disajikan dengan berita kemenangan pasukan HAMAS ketika menggempur “Israel”, dan “Israel” merasa kecolongan terhadap serangan dari pasukan Hamas. Banyak kota di “Israel” digempur oleh pasukan Hamas sehingga menimbulkan kerugian baik materi ataupun nyawa tentara “Israel” yang gugur. Apakah kita tiba-tiba? Setelah mendengarkan penjelasan dari salah satu podcast, ternyata kemampuan yang mereka miliki tersebut adalah akumulasi dari kegiatan belajar yang senantiasa mereka lakukan. Kegiatan penyerangan yang dilakukan saat ini adalah hasil dari perencanaan yang matang tiga tahun yang lalu. Mereka begitu sabar dalam menapaki perjalanan jihad sehingga mereka memiliki kemampuan seperti itu.
Banyak yang bisa kita perhatikan di sekeliling kita misalnya rayap yang senantiasa membuat pusing kita karena rumah kita hancur dimakan olehnya. Kayu-kayu tiang digerogoti sehinga menjadi rapuh dan terpaksa kita harus menggantinya dan tentu saja kita harus mengeluarkan uang dari kocek kita. Tahukah kita bahwa sang rayap yang menggerogoti rumah kita itu, adalah makhluk Allah yang buta? Tentu kita akan kaget mendengarnya. Tapi itulah kenyataannya. Mengapa makhluk Allah yang buta memiliki daya rusak yang sangat luar biasa? Karena mereka begitu sabarnya bergerak sedikit demi sedikit dan tanpa kita sadari akhirnya kita merasakan kerusakan akibat ulah mereka.
Maka, marilah kita mulai dari sekarang membangun kebiasaan yang konstruktif dari sekarang agar kita memiliki peran yang besar di masa yang akan datang. Kuncinya adalah konsisten. Tanpa konsisten, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Allah berpesan terhadap kita dalam Q.S Al Anfal ayat ke 60,
Sebuah pepatah Cina yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris mengatakan, a journey of thousand miles begun with the first hundred yards. Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu kaki satu kaki, setahap demi setahap. So let’s begin right now.