Bermodalkan niat dan semangat untuk melakukan perbaikan ummat, para aktivis pemuda Masjid Mujahidin Jl. Sancang, Kota Bandung, mereka di antaranya adalah Mud Abdullah, Iman Abdurahman (Sekarang Ketua Pembina Yayasan), Abu Mulki, Topa Muhammad, Jajang Jatnika (Sekarang Ketua Yayasan) Zulkarnain Zakaria (Sekarang Ketua Pengawas). Mereka mendirikan Yayasan Baiturrahman yang menaungi Pondok Pesantren Baiturrahman yang berdiri pada tanggal 14 Juli 1994 di kampung Bojong, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Perbaikan di bidang pendidikan dipilih karena akan menyasar langsung anak-anak remaja sebagai generasi masa depan serta akan menjadi fondasi perubahan di segala bidang. Pendirian Pondok Pesantren Baiturrahman tidak lepas dari upaya salah satu pengurus yayasan untuk merealisasikan cita-cita orang tuanya (Bpk. Drs. H. Said Halim Alm), Mantan ketua GKPN (Gabungan Koperasi Pegawai Negeri) Jawa Barat.
Di awal berdirinya, Pondok Pesantren Baiturrahman memanfaatkan fasilitas area villa milik almarhum Bpk. Drs. H. Said Halim (Ayahanda Bpk. Iman Abdurahman) dengan mendapat amanah sebanyak 7 orang santri yang terdiri dari 3 orang ikhwan dan 4 orang akhwat. Memanfaatkan Mushola panggung dari kayu sebagai tempat belajar dan ibadah serta bangunan villa sebagai asramanya. Sementara kegiatan harian dikelola oleh Ust. Saepudin (Alm.) sebagai ketua Pondok, Ust. Engkos Kosasih (Alm.) sebagai kepala rumah tangga dan Ust. Aan Rusnandar sebagai pengajar. Mereka melakukan pembelajaran ilmu diniyah pada waktu shubuh, sore dan malam hari. Sedangkan untuk pendidikan formalnya, mereka bersekolah di lembaga pendidikan yang berada di luar areal Pondok Pesantren.
Legalitas Pendirian Pondok Pesantren Baiturrahman mendapat rekomendasi dari Kanwil Departemen Agama Kabupaten Bandung tahun 1994. Pada awalnya Pondok Pesantren Baiturrahman dibangun di atas lahan seluas 17.087 m2. Berdirinya Pondok Pesantren Baiturrahman semakin kuat setelah keluar SK Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung tahun 2004 tentang Persetujuan Pendirian Pondok Pesantren.
Mengingat animo masyarakat untuk menitipkan pendidikan di pondok kami semakin meningkat, para pengurus bersepakat untuk membangun sekolah formal di dalam areal pondok setelah berjalan tujuh angkatan. Hal ini dilakukan agar pembinaan dan pendidikan santri lebih komprehensif dan terkontrol, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan. Sejak itu, berdirilah SMP Terpadu Baiturrahman pada bulan Juli 2001 yang dipimpin oleh kepala sekolah saat itu Bapak Nurachman S.Ag. dan mendapat izin operasional dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Alhamdulillah pada tahun 2002 telah memperoleh Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Provinsi Jawa Barat.
Lulusan SMP pertama mendorong para pengurus membangun sekolah lanjutan untuk menjaga istimroriah (keberlanjutan) pembinaan dan pendidikan. Pada tahun pelajaran 2004/2005 Yayasan Baiturrahman kembali meresmikan pendirian SMA Terpadu Baiturrahman dan amanah kepala sekolah saat itu diemban oleh Bapak Surahman, S.Pd. serta mendapatkan izin operasional tahun 2005, dan pada tahun berikutnya memperoleh Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Provinsi Jawa Barat.
Berkat rahmat Allah SWT serta kegigihan para pengelola, alhamdulillah Pondok Pesantren Baiturrahman semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat hingga saat ini dan terus berkembang, baik jumlah santrinya maupun fasilitasnya, serta prestasi santri dan asatidznya mampu menjuarai ajang lomba di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional bahkan internasional.
Seiring perkembangan dan dinamika perjalanan, Yayasan Baiturrahman harus merubah nama menjadi Yayasan Baiturrahman Indonesia mengingat regulasi dari pemerintah yang tidak membolehkan ada nama dua yayasan yang sama.
Harapan kami, semangat dan dedikasi ini tetap istiqomah hingga nyata, semua harapan dan cita-cita dapat terwujud menjadi solusi bagi peningkatan kualitas umat seperti yang diharapkan. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Hasbunallah ni’mal maula wa ni’mal wakil.