Tuntunan Islam Dalam Memilih Pemimpin

Oleh : Ust. Achmad Fahrisi, S.Pd.

14 Desember 2023

Memilih pemimpin adalah suatu tugas penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Islam, konsep kepemimpinan memiliki nilai-nilai etika dan moral yang tinggi. Artikel ini akan membahas pandangan Islam tentang pemilihan pemimpin, menelusuri tuntunan agama dalam memilih pemimpin yang adil, serta tanggung jawab umat Muslim dalam mencari dan mendukung kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang memberikan petunjuk dan tuntunan terkait pemilihan pemimpin. Beberapa di antaranya menyoroti sifat-sifat yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin, sementara yang lain menekankan tanggung jawab umat dalam memilih pemimpin yang adil dan bertaqwa. Berikut adalah beberapa dalil Al-Quran terkait dengan memilih pemimpin:

  1. Adil dan Pemimpin yang Bijaksana:

   Allah SWT menekankan pentingnya keadilan dan bijaksana dalam kepemimpinan dalam Surah An-Nisa (4:58):

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

   Ayat ini menunjukkan bahwa pemimpin yang dipilih harus adil dalam memberikan keputusan dan bijaksana dalam tindakan kepemimpinannya.

  1. Kepemimpinan yang Amanah:

   Surah Al-Baqarah (2:249) memberikan contoh tentang pemilihan pemimpin yang dipercayai dan amanah:

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوْتُ بِالْجُنُوْدِ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ مُبْتَلِيْكُمْ بِنَهَرٍۚ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّيْۚ وَمَنْ لَّمْ يَطْعَمْهُ فَاِنَّهٗ مِنِّيْٓ اِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً ۢبِيَدِهٖ ۚ فَشَرِبُوْا مِنْهُ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗ فَلَمَّا جَاوَزَهٗ هُوَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۙ قَالُوْا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ ۗ قَالَ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوا اللّٰهِ ۙ كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Maka, ketika Talut keluar membawa bala tentara(-nya), dia berkata, “Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai. Maka, siapa yang meminum (airnya), sesungguhnya dia tidak termasuk (golongan)-ku. Siapa yang tidak meminumnya, sesungguhnya dia termasuk (golongan)-ku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.” Akan tetapi, mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Allah bersama orang-orang yang sabar.”

   Dalam kisah Nabi Dawud dan tentaranya, Allah menunjukkan pentingnya amanah dan ketaqwaan dalam kepemimpinan.

  1. Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya

   Surah An-Nisa (4:59) memberikan tuntunan kepada umat untuk taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang memiliki kewenangan:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).”

Pemimpin yang dipilih seharusnya taat kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Dari tiga ayat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Al-Quran memberikan panduan yang jelas tentang kriteria pemimpin yang seharusnya dipilih oleh umat Muslim. Pemimpin harus adil, bijaksana, amanah, dan taat kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Umat Muslim memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin yang memenuhi kriteria ini untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

  1. Prinsip Kepemimpinan dalam Islam

Islam memberikan pedoman yang jelas terkait pemilihan pemimpin. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan kata lain, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin yang baik dan adil.

  1. Sifat-sifat Pemimpin dalam Islam

Dalam kajian mendalam terhadap Al-Quran dan hadits, dapat ditemukan sifat-sifat yang diharapkan dari seorang pemimpin dalam Islam. Antara lain adalah adil, amanah, bijaksana, tawadhu, dan memiliki integritas tinggi. Pemimpin yang adil adalah cermin dari kepemimpinan Rasulullah SAW yang memberikan contoh teladan dalam memimpin dengan kebijaksanaan dan keadilan.

  1. Proses Pemilihan Pemimpin dalam Islam

Proses pemilihan pemimpin dalam Islam tidak hanya berdasarkan popularitas atau kekayaan, tetapi melibatkan penilaian terhadap akhlak dan kemampuan kepemimpinan. Umat Muslim diingatkan untuk memilih pemimpin yang memiliki kapasitas untuk membimbing dan melindungi umat serta mampu menjalankan tugasnya dengan adil.

  1. Tanggung Jawab Umat dalam Memilih Pemimpin

Umat Muslim memiliki tanggung jawab moral dan agama dalam memilih pemimpin. Rasulullah SAW memberikan petunjuk, “Jika kamu diberikan tanggung jawab (pemimpin) atas urusan umat ini, dan kamu menemui keadilan, maka itu adalah karunia dari Allah. Tetapi jika kamu menemui yang sebaliknya, itu adalah ujian bagi kamu” (HR. Muslim). Oleh karena itu, umat Muslim diminta untuk memberikan suara mereka dengan sungguh-sungguh dan bijaksana.

  1. Kepemimpinan Adil dan Kesejahteraan Umat

Islam menekankan bahwa kepemimpinan yang adil adalah kunci utama untuk mencapai kesejahteraan umat. Sebuah negara atau masyarakat yang dipimpin oleh pemimpin yang adil akan mengalami kemajuan, kedamaian, dan keadilan sosial.

Memilih pemimpin dalam Islam bukanlah sekadar pemilihan berdasarkan popularitas atau suara mayoritas semata, melainkan sebuah tanggung jawab agama dan moral. Islam mengajarkan untuk memilih pemimpin yang adil, amanah, dan berakhlak baik. Dengan mengikuti tuntunan Islam dalam memilih pemimpin, umat Muslim dapat memastikan bahwa kepemimpinan yang terpilih akan mampu membawa kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh umat. Oleh karena itu, menjalankan hak dan kewajiban dalam pemilihan pemimpin adalah langkah penting dalam mewujudkan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

والله أعلمُ بالـصـواب

©2023. Baiturrahman. All Rights Reserved.

Scroll to Top