Terimakasih Sudah Bersabar

Oleh: Nurachman, S.Ag., M.Pd.

12 Oktober 2023

Empat puluh delapan tahun sudah aku jalani kehidupan yang penuh liku bak mendaki lagi sukar di hamparan bumi yang megah ini.  Sepertinya tak pantas jika kesempatan kedua yang telah Allah berikan kepadaku, harus dibumbui dengan keluh kesah yang hanya membawa kepada jiwa  pasrah tanpa arah.

                Seperti kata pepatah, bahwa pengalaman adalah guru terbaik bagi kita. Pun demikian denganku,  yang menjadikan pengalaman hidup yang telah terlewati sebagai aset berharga, agar dalam menjalani kehidupan saat ini dan kedepannya tidak terjebak oleh diorama yang serupa hingga akhirnya hidup seperti terpenjara.

                Aku ingin bebas dari luka batin yang menyiksa, hingga akhirnya aku temukan cara bagaimana berdamai dengan diri sendiri.  Masya Allah, seperti menemukan Kembali istana hati yang dibangun dari pondasi yang kokoh hingga mampu menopang singgasana agar tidak mudah roboh.  Aku bersyukur karena bisa melewati hal terpahit dalam skenario apik sang Khalik. Walau sejatinya, setiap manusia pasti ingin terbebas dari belenggu yang sangat mengganggu. Namun setelah memahami makna qada dan qadar aku yakin bahwa jalan hidup yang harus aku lalui memang mesti melewati hantaman dahsyat dari ombak kehidupan.

                Kini, diusiaku yang tidak muda lagi aku berharap tetap bisa produktif dan terus berbagi inspirasi. Bahkan salah satu mimpi yang kupahatkan dalam diri yaitu,  jika aku diberi kesempatan oleh Allah bertahan hidup hingga usia setengah abad, maka aku ingin memberikan apresiasi sebagai tasyakur bini’mah yaitu  Launching karya buku ke lima puluh yang bertajug “SETENGAH ABAD” yang akan menjadi kado terindah dalam episode kehdupanku kelak. Buku itu akan aku berikan secara gratis dan menjadi kado terbaik bagi orang-orang yang layak mendapatkan buku tersebut.

                Harapanku, dari cerita yang kutulis dalam buku “SETENGAH ABAD”  bisa menjadi inspirasi bagi para pembacanya kelak. Mungkin inilah caraku dalam menitipkan sejarah bagi generasi setelahku, bahkan jika kelak aku tak ada lagi, maka buku-buku inilah yang tetap akan bersuara dan bercerita bahwa aku pernah melewati kehidupan yang selalu aku syukuri apapun rasanya.

                Kini, aku ingin mengatakan yang belum pernah aku katakan untuk diriku sendiri. Dengan Bismillah,  aku turunkan egoku agar aku bisa menyapa diriku sendiri tanpa ada tendeng aling-aling. Karena kini,  saatnya aku mengakui bahwa tak ada kata yang pantas aku ucapkan kepada Sang Maha Pencipta, yang telah menitipkan Jiwaku pada Jasad yang aku miliki hingga saat ini selain kata alhamdulillah.

                Terimakasih untuk diriku, yang tak putus asa saat ujian terberat harus kau hadapi. Saat kehilangan menjadi bagian dari perjalanan yang menyakitkan. Namun sejalan dengan kesedihan, kau selalu  yakin ada kebahagiaan yang hadir secara beriringan.

                Terimakasih sudah sabar, menghadapi cacian dan makian serta ketidak percayaan lingkungan terhadapmu. Namun kau tetap berdiri sekalipun ringkih tubuhmu yang bermodalkan ginjal yang tinggal satu hanya untuk bisa membuktikan keraguan mereka terhadapmu. Dan kau berhasil!

                Terimakasih untuk diriku, karena kau selalu bercermin lebih dulu , agar tidak terjebak oleh ego untuk merendahkan orang lain. Kau selalu berhati-hati agar tidak ada orang yang kau sakiti. Terimakasih sudah bertahan menjaga diri.

                Terimakasih untuk diriku, yang telah menyimpan mimpi “SETENGAH ABAD”, hingga aku memiliki semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Semoga Allah mengizinkan dan melancarkan usahaku untuk menggenggam mimpi indah menjadi kenyataan.

                Terimakasih untuk tetap menjadi sosok yang “AMBIS” untuk meraih prestasi, sekalipun kau sadar bahwa kini tak muda lagi, namun semangatmu untuk menorehkan prestasi tetap membara layaknya generasi muda yang berjuang hingga titik darah penghabisan.

                Terimakasih telah melewati hidup bersama jiwa dan raga…..

                Hikmah perjalanan empat puluh delapan tahun kehidupanku adalah, aku menjadi lebih bersyukur karena telah sabar dan tak putus asa melewati diorama kehidupan yang penuh dengan tantangan. Semoga kelak Ketika masa kontrak kehidupanku dengan Allah SWT berakhir, tercipta akhir cerita yang bahagia. Aamiin ya Rabbal’alamiin.

                Nurachman, Guru Pondok Pesantren Baiturrahman Ciparay Kabupaten Bandung,  yang dengan penuh keikhlasan  mengabdikan dirinya dengan sepenuh jiwa dan sekuat-kuatnya keyakinan untuk selalu memberikan kontribusi terbaik bagi dunia Pendidikan. Sejalan dengan kekuatan kata-kata penyemangat hidupnya yaitu “I was born to be a great teacher” mimpi untuk selalu menorehkan prestasi terus gelorakan, hingga akhirnya di tahun 2023 ini telah menorehkan tambahan prestasi sebagai Juara Olimpiade Guru SMA dan SMP tingkat Nasional.

©2023. Baiturrahman. All Rights Reserved.

Scroll to Top