Di dalam sejarah islam, banyak sekali fakta-fakta sejarah yang belum kita ketahui seluruhnya. Sejarawan barat banyak yang menutup-nutupi kejayaan umat islam bahkan seringkali mereka menggambarkan umat Islam sebagai teroris dan agama islam adalah agama yang sistemnya tangan besi. Di sini, aku akan memperkenalkan salah satu bab yang akan membuat kalian membuka mata kalian dan sadar bahwa sejarah islam sedang berusaha ditutup-tutupi oleh sejarawan barat.
> Judul Buku: The Untold Islamic History
> Nama Penulis: Edgar Hamas
> Penerbit: PT. Generasi Shalahuddin Berilmu
> Tahun Terbit: Cetakan Kelima, Januari 2023
> Jumlah Halaman: 252 Halaman
> Profil Penulis: Edgar hamas adalah seorang penulis dan pentadabbur sejarah islam, lahir di Bulungan 8 Maret 1995. Beliau melewati masa kecilnya di SD Muhammadiyah Sudagaran Wonosobo, kemudian melanjutkan pengembaraan ke pondok pesantren Ihsanul Fikri Magelang, lalu meneruskan ke Ponpes Husnul Khotimah Kuningan di Jawa Barat. Pada tahun 2015 sampai 2017, Edgar menyerap saripati ilmu di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Mesir, kemudian melanjutkan pengembaraannya ke Universitas Islam Madinah dengan mengambil jurusan yang sama.
Minatnya pada sejarah Islam dan Palestina mendorongnya untuk membuat platform media sosial dakwah berbasis tadabbur sejarah bernama Gen Saladin (@gen.saladin) yang ternyata mendapat sambutan besar dari anak-anak muda dan orang tua.
Ulasan Buku: Dari 28 bab yang telah disajikan dalam buku ini, aku akan mengulas satu bab saja karena ceritanya sangatlah menarik. Bab ini terdapat di halaman 171, berjudul Thariq Tak Pernah Membakar Kapalnya! Pasti menarik kan? Kalau begitu mari kita mulai menjelajah!
******
Afrika Utara, tahun 710 Masehi. Hari itu benar-benar sangat menegangkan. Sudah beredar kabar bahwa kaum muslimin bertekad untuk membebaskan gerbang Spanyol. Keinginan mereka sudah bulat untuk melebarkan sayap dakwah ke benua Eropa, meninggikan Adzan, dan mendirikan masjid di seluruh dunia. Penguasa Spanyol saat itu adalah raja yang terkenal sadis dan kejam, namanya saja sudah membuat musuh gentar, Visigoth (Sang Pembakar Kota Roma). Raja Visigoth saat itu bernama Roderick, yang terkenal di benua Eropa sebagai penguasa yang keras. Ia menghalalkan segala cara agar kekuasaannya bertahan, termasuk menarik pajak yang tinggi dari rakyatnya. Nafsu syahwatnya pun sangat bias pada wanita. Bahkan menurut legenda Spanyol, karena masalah wanitalah yang membuat Kerajaan Visigoth runtuh di tangan kaum muslimin.
Thariq bin Ziyad, pemimpin umat Islam di kota Tangier itu sadar, kaum muslimin tidak memiliki kapal yang bagus untuk dibawa menuju Andalusia, seluruh armada laut yang berkualitas tinggi baru bisa dibuat di Syam. Namun, seorang penguasa salah satu daerah Visigoth, Don Julian datang menawarkan jasa sewa kapal yang dapat membuat ribuan tentara kaum muslimin menuju Andalusia. Mengapa Julian melakukannya? Karena ia sakit hati, anak perempuannya bernama Florinda la Cava, direbut paksa oleh Raja Roderick karena kecantikannya.
Dengan cepat, Julian menyiapkan kapal-kapal dan perbekalan yang dibutuhkan. Thariq bin Ziyad bersama tujuh ribu pasukannya telah siap berlatih dan meningkatkan ibadah mereka. Kali ini jihadnya berbeda, bukan lagi ke benua Afrika, bukan lagi benua Asia. Untuk pertama kalinya, bendera tauhid akan mereka kibarkan di Eropa yang saat itu tenggelam dalam kezaliman. Tak butuh waktu lama, sampai akhirnya kaum muslimin di sebuah daerah di pesisir Spanyol. Sebelumnya mereka dihadang oleh pasukan di perbatasan Visigoth di Pulau Algeciras, namun dengan cepat kaum muslimin dapat mematahkan serangan musuh. Mereka yang kabur kemudian memberi kabar pada Roderick dan menulis sebuah pesan, “ Kami sudah bertemu mereka, wahai Raja Roderick. Sungguh telah datang di Andalusia, sebuah pasukan yang kami tidak tahu apakah mereka manusia atau penghuni langit?!”
Kabar kedatangan kaum muslimin sudah sampai di telinga Roderick. Tak tanggung-tanggung, ia langsung menyiapkan pasukan yang sangat besar. Sekitar 100 ribu tentara diberangkatkan untuk menghadapi Thariq bin Ziyad serta pasukannya. Bandingkan dengan kaum muslimin, kapal saja menyewa. Bangsa Muslim Barbar sebelumnya tidak pernah ikut dalam pertempuran besar. Mereka hanya mengetahui tanah air mereka di Afrika Utara, jangankan menguasai Spanyol, untuk belajar di lautan saja kaum muslimin masih harus belajar. Thariq bin Ziyad menyemangati pasukan langit ini dengan pidatonya yang sangat terkenal, “Wahai pasukanku! Lautan ada di belakangmu dan musuh ada di depanmu! Tak ada pilihan lain selain berjuang!” Kemudian, Thariq membakar kapal-kapal mereka lalu memaksa pasukannya maju melawan tentara musuh yang kekar dan kuat. Hah? Apa benar?
Pernah dengar kalimat yang diketik miring seperti di atas, kan? Ternyata dan ternyata riwayat sejarah tentang pembakaran kapal sama sekali tidak ada dalam literatur sejarawan muslim pada masanya. Kisah itu malah diabadikan para sejarawan Eropa. Para sejarawan Eropa ini tentunya akan menulis sejarah dengan logika yang menyambung sudut pandang mereka. Logika yang tak percaya dengan kekuatan iman dan pertolongan Allah. Dalam logika manusia yang tak beriman yang lemah pasti kalah dengan yang kuat, yang sedikit akan kalah oleh yang banyak, yang memiliki harta lebih hebat dari yang sederhana. Akhirnya, dibuatlah satu mitos sejarah bahwa Thariq membakar kapalnya dan memaksa tentara nya untuk melawan karena tidak ada pilihan lain. Faktanya Thariq bin Ziyad tak pernah membakar kapalnya sendiri. Minimal ada dua alasan:
Penjelasan ini terdapat dalam kitab ‘Ihraq Tariq Li As-Sufun Usthurah. Am Haqiqah?’ karya Dr. Abdul Halim Uwais seorang pakar sejarah Islam yang berhasil membedah mitos-mitos sejarah seperti Dr. Raghib as-Sirjani dan Jihad at-Turbani. Para sejarawan barat itu sengaja mencari-cari logika agar diterima oleh akal pikiran, mereka tak paham dengan pola pikir kaum muslimin, “Betapa banyak pasukan kecil mengalahkan pasukan besar dengan izin Allah” (lihat QS.Al-Baqarah: 249). Pada akhirnya, terbebaslah tanah Andalusia. Karir peradaban Islam bermula di sana tahun 711 M hingga 1492 M, 800 tahun lamanya!
Alhamdulillah kita sudah selesai menjelajah sedikit dari sejarah Islam. Ketika aku mengetahui fakta ini, sangatlah terkejut. Ternyata itu berasal dari pola pikir sejarawan barat. Dan memang tidak mungkin perjuangan suci dalam Islam dimulai dengan langkah-langkah yang justru bertentangan dengan syariat itu sendiri. Buku ini recommended banget buat pelajar dan para orangtua hebat agar sampai pada anak cucunya.