Menerima Takdir Allah

“Tanda Ketaqwaan dan Kebijaksanaan”

Oleh : Ust. Achmad Fahrisi, S.Pd.

20 Februari 2024

Kehidupan manusia seringkali dipenuhi dengan berbagai kejutan dan cobaan yang tidak terduga. Dalam menghadapi semua itu, ajaran Islam mengajarkan untuk menerima takdir Allah dengan lapang dada. Hal ini bukan berarti kita pasif terhadap kehidupan, tetapi sebaliknya, menerima takdir Allah adalah bukti ketaqwaan dan kebijaksanaan.

Dalil Quran tentang Menerima Takdir Allah

Al-Quran menyatakan dalam Surah At-Taghabun ayat 11,

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗوَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Ayat ini menegaskan bahwa setiap kejadian dalam hidup kita merupakan bagian dari takdir Allah yang harus kita terima dengan penuh keimanan. Berikut adalah tafsirnya menurut beberapa ulama terkemuka:

  1. Al-Qurtubi: Menyatakan bahwa makna dari ayat ini adalah bahwa tidak seorang pun akan mendapatkan kesulitan atau musibah, baik dalam bentuk apapun, kecuali dengan izin Allah. Hal ini menunjukkan bahwa takdir Allah adalah faktor utama di balik segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia.
  2. Ibnu Katsir: Menafsirkan ayat ini sebagai peringatan tentang takdir Allah. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik buruk maupun baik, adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Bagi orang yang beriman, kesulitan dan musibah adalah cara Allah memberi petunjuk kepada hati mereka, menguatkan iman dan ketaqwaan mereka.
  3. As-Sa’di: Menyatakan bahwa kesulitan dan musibah adalah cara Allah menguji hamba-Nya, sekaligus memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan sabar dan taat. Bagi orang yang beriman, musibah adalah kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan dan mendapatkan petunjuk langsung dari Allah.

Dengan demikian, ayat ini menegaskan bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar, dan sebagai hamba Allah, kita harus menerima takdir-Nya dengan sabar dan penuh keimanan, karena itu adalah jalan menuju petunjuk dan keberkahan dari-Nya.

Hadits tentang Menerima Takdir Allah

Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk tentang pentingnya menerima takdir Allah. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, padahal pada keduanya itu ada kebaikan. Hendaklah engkau mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu merasa lemah. Jika suatu musibah menimpamu, janganlah kamu katakan, ‘Seandainya aku telah berbuat begini atau begitu, niscaya hal itu tidak akan terjadi demikian dan demikian’, tetapi katakanlah, ‘Ini adalah takdir Allah dan sudah yang dikehendaki-Nya, seandainya kata ‘jika’ membuka pintu amal syaitan’.” (HR. Muslim).

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim. Hadits ini mengajarkan beberapa hal penting:

  1. Keutamaan Mukmin yang Kuat: Mukmin yang kuat, baik secara fisik, mental, maupun spiritual, lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Ini menunjukkan pentingnya untuk memperkuat iman, keberanian, dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan.
  2. Mencari yang Bermanfaat: Rasulullah mengajarkan agar kita selalu mencari yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Ini mengajarkan pentingnya untuk selalu berusaha dan tidak berputus asa dalam mencapai kebaikan.
  3. Minta Pertolongan kepada Allah: Hadits ini juga mengingatkan kita untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap urusan kita. Ini menunjukkan kepatuhan dan ketergantungan kita kepada-Nya.
  4. Tidak Merasa Lemah: Rasulullah mengingatkan kita agar tidak merasa lemah dalam menghadapi ujian dan cobaan. Ini mengajarkan pentingnya untuk tetap kuat dan bersabar dalam menghadapi setiap musibah.
  5. Takdir Allah: Rasulullah mengajarkan agar kita menerima segala takdir Allah dengan lapang dada. Tidak ada gunanya berandai-andai tentang hal-hal yang sudah terjadi, karena semua itu sudah menjadi ketentuan dan kehendak Allah.

Dengan demikian, hadits ini mengajarkan kita untuk menjadi mukmin yang kuat, berusaha mencari yang bermanfaat, selalu meminta pertolongan kepada Allah, tidak merasa lemah dalam menghadapi ujian, dan menerima segala takdir Allah dengan ikhlas.

Penjelasan Ulama tentang Menerima Takdir Allah

Para ulama menekankan bahwa menerima takdir Allah adalah bentuk ketaqwaan dan kepatuhan kepada-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa kita percaya bahwa Allah SWT adalah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dalam mengatur segala urusan. Menerima takdir Allah juga membantu kita untuk tetap tenang dan tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan dalam hidup.

Kesimpulan

Menerima takdir Allah bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebaliknya, merupakan tanda keimanan yang kuat. Dengan menerima takdir Allah, kita mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Dalam setiap kejadian, baik suka maupun duka, marilah kita menerima takdir Allah dengan lapang dada, karena itulah jalan menuju ketaqwaan dan kebijaksanaan yang sesungguhnya.

والله أعلمُ بالـصـواب

©2024. Baiturrahman. All Rights Reserved.

Scroll to Top