Bersyukur dalam kesulitan adalah ujian sejati iman dan ketabahan. Kisah Nabi Ayyub AS dalam Al-Qur’an adalah cerminan teladan tentang bagaimana seorang hamba Allah tetap bersyukur meskipun diuji dengan ujian yang sangat berat. Pada kesempatan ini akan di bahas makna bersyukur dalam kesulitan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits shahih, serta mengeksplorasi pelajaran berharga dari kisah Nabi Ayyub AS.
Ayat Al-Qur’an tentang Bersyukur dalam Kesulitan
Surah Shad (38:41-44):
وَٱذْكُرْ عَبْدَنَآ أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلشَّيْطَٰنُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ (41) ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ (42) وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ (43) وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَٱضْرِب بِّهِۦ وَلَا تَحْنَثْ ۗ إِنَّا وَجَدْنَٰهُ صَابِرًا ۚ نِّعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ(44)
Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan. (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).”
Ayat ini menggambarkan bahwa Nabi Ayyub AS, meskipun mengalami kesengsaraan dan ujian berat, tetap bersyukur dan menghadap kepada Allah. Allah kemudian merubah keadaannya menjadi lebih baik sebagai bentuk rahmat dan pelajaran.
Nabi Ayyub AS tidak berputus asa. Ia berseru kepada Rabbnya, mengakui bahwa kesulitannya disebabkan oleh syaitan. Ia juga mengekspresikan penyesalan atas apa yang terjadi. Allah kemudian merubah keadaan Nabi Ayyub AS. Sebagai bentuk rahmat, Allah mengembalikan kesehatan dan keluarga Nabi Ayyub, bahkan dua kali lipat dari sebelumnya.
Kesulitan yang dialami Nabi Ayyub bukan hanya ujian, tetapi juga pembelajaran bagi orang-orang yang berakal. Allah menunjukkan rahmat-Nya dengan memberikan kesembuhan dan anugerah berlipat ganda setelah ujian berat.
Pada suatu ketika Ayyub ingat terhadap sumpahnya, bahwa dia akan memukul isterinya seratus kali jika sakitnya sembuh disebabkan istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih sakit. Akan tetapi timbul dalam hatinya rasa kasihan dan sayang kepada isterinya yang salehah sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar dia memenuhi sumpahnya, namun dengan tidak menyakitkan istrinya, yaitu memukulnya dengan seikat rumput sekali pukul. Dengan begitu, Ayyub telah melaksanakan sumpahnya dan tidak melanggarnya. Ini merupakan jalan keluar bagi orang yang bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan kembali kepada-Nya.
Maksudnya, telah sempurna derajat kehambaannya baik ketika senang maupun susah, lapang maupun sempit. Ayat ini merupakan pujian Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada Nabi-Nya Ayyub alaihis salam atas kesabarannya.
Yakni Beliau banyak kembali kepada Allah dalam mengatasi berbagai masalah baik yang terkait dengan agama maupun dunia, banyak berdzikr dan berdoa, mencintai-Nya dan beribadah kepada-Nya. Allahumma a’inna ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.
Hadits Nabi tentang besyukur
Rasulullah SAW bersabda, “menakjubkan sekali urusan orang mukmin. Semua urusannya mengandung kebaikan baginya. Dan itu tidak berlaku bagi siapa pun selain bagi orang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu baik baginya.” (Hadits Shahih Bukhari dan Muslim)
Makna: Hadits ini mengajarkan bahwa orang mukmin bersyukur dalam kesenangan dan bersabar dalam kesulitan, dan keduanya membawa kebaikan bagi mereka. Hadits ini merupakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim dan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari. Hadits tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan seorang mukmin dan bagaimana sikapnya terhadap berbagai situasi, baik kesenangan maupun kesusahan. Berikut adalah penjelasan makna dari hadits tersebut:
Dengan demikian, hadits ini memberikan pandangan holistik tentang kehidupan seorang mukmin, yang selalu diiringi oleh sikap syukur dan sabar, membimbingnya melalui berbagai fase kehidupan dengan keberlanjutan spiritual yang baik.
Pelajaran dari Kisah Nabi Ayyub AS:
a. Ketabahan dalam Ujian:
– Kisah Nabi Ayyub AS mengajarkan ketabahan dan kepercayaan kepada Allah dalam menghadapi ujian hidup yang berat.
b. Syukur Meskipun Dalam Kesulitan:
– Nabi Ayyub AS tetap bersyukur dan tidak melupakan Allah meskipun diuji dengan penyakit dan kehilangan harta.
c. Kebesaran Allah Lebih Utama:
– Nabi Ayyub AS mengutamakan kebesaran Allah daripada kesenangan materi, menunjukkan bahwa bersyukur dalam kesulitan adalah bentuk ketaatan yang tinggi.
Bersyukur dalam kesulitan bukan hanya tanda ketabahan, tetapi juga bentuk pengabdian kepada Allah. Kisah Nabi Ayyub AS memberikan inspirasi dan pelajaran berharga bahwa dalam setiap kesulitan, terdapat kesempatan untuk bersyukur dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang bersyukur dalam kesulitan, kita dapat mengambil hikmah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
والله أعلمُ بالـصـواب